Jakarta dan Banjir

Jakarta dan Banjir

Memasuki awal 2012, curah hujan meningkat. Bahkan para ahli  metereologi dan geofisika memprediksi intensitas curah hujan disertai angin kencang masih cukup tinggi hingga Maret. Puncak musim hujan diramalkan terjadi pada Januari hingga Februari.

Walaupun tak sebesar banjir pada tahun 2002 dan 2007, namun tetap saja banjir mempunyai dampak, termasuk dampak terhadap anak. Anak adalah kelompok paling rentan ketika banjir dan menjadi korban paling menderita. Bagaimana tidak, dimulai pada saat hujan datang saja anak sudah mengalami kedinginan dan rentan terkena penyakit flu dan demam. Lalu hujan besar itu mengakibatkan banjir, saat banjir tiba anak-anak mungkin tidak panik tapi mereka justru senang karena bisa bermain air dan berenang dengan bebas bersama teman-temannya.

Nah disini lah letak kerentanan mereka, anak bisa dengan mudah terkena penyakit kulit, diare, muntaber, dsb. Selain itu, jika mereka tidak hati-hati bisa saja mereka jatuh ke lubang, selokan, dan kali. Hal yang mengerikan lagi mereka bisa hanyut terbawa arus banjir.

Disamping itu, barang-barang anak bisa hilang atau rusak oleh banjir. Contohnya yang paling sering terjadi adalah hilangnya rapot, ijazah, akta kelahiran, buku-buku pelajaran, buku tulis, dan dokumen lainnya. Rusaknya seragam, sepatu, tas, dan peralatan anak lainnya juga sangat mungkin terjadi. Belum lagi anak menjadi trauma karena terpisah dari orangtuanya atau kehilangan orangtuanya.

Ya, banjir juga bisa merenggut nyawa seseorang. Penyebab utamanya karena hanyut terbawa arus, lambat menyelamatkan diri/diselamatkan atau karena tidak bisa berenang.

Rumah menjadi kotor, barang-barang elektronik rusak, pakaian basah atau hilang, perabot rumahtangga rusak, dan dokumen-dokumen penting hilang adalah beberapa dampak yang sering ditemui pasca banjir.

Banjir pun menyebabkan datangnya banyak penyakit seperti campak, DBD (Demam Berdarah), diare berdarah, diare biasa, hepatitis, ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut), keracunan makanan, malaria, penyakit kulit, pneumonia, tetanus, trauma (fisik), dan thypoid.

Jika dilihat lebih jauh lagi, jika Jakarta ini terkena banjir akibat-akibat yang timbul diantaranya lumpuhnya komunikasi, lumpuhnya transportasi, kerusakan sarana dan prasarana, kesulitan air bersih, krisis kesehatan, lumpuhnya teknologi akibat pemadaman aliran listrik, kemacetan, pencemaran lingkungan dan lumpuhnya perekonomian.

Apa yang menyebabkan Jakarta sering banjir ?

Jakarta telah mengalami banjir sejak tahun 1600an dan terus terulang hingga abad ke-19. Banjir di Jakarta tidak terlepas dari kerusakan lingkungan bagian hulu, yakni daerah sekitar tangkapan air di wilayah Bogor, Puncak dan Cianjur.

Melonjaknya harga teh internasional pada saat itu menjadikan daerah Bopunjur (Bogor, Puncak dan Cianjur) yang masih banyak hutan alamnya berubah fungsi menjadi hutan produksi, seperti perkebunan teh dan perkebunan karet. Hutan alam yang ada di wilayah itu dieksploitasi dan berubah menjadi perkebunan-perkebunan.

Menurut Wiryatmoko Kepala Dinas Tata Kota DKI Jakarta sebenarnya pihak Belanda waktu itu sadar, dengan merubah fungsi hutan alam menjadi hutan produksi dampaknya akan menyebabkan banjir di Jakarta. Maka dibuatlah banjir kanal barat (BKB).

Lebih jauh dia menerangkan bahwa Jakarta merupakan dataran rendah, khususnya di daerah utara dengan kedalaman air dari permukaan tanah hanya berkisar antara 0,5-2 meter. Dengan kondisi yang demikian, Jakarta memang daerah rawan banjir.

Faktor lain yang menyebabkan banjir di Jakarta adalah tanah di Jakarta merupakan tanah aluvial yang sulit menyerap air. Dari penelitian yang dilakukan, tanah di Jakarta tidak mampu menyerap air dalam skala besar. Hanya beberapa persen air saja yang mampu diserap oleh tanah. Jadi, Jakarta bukanlah daerah resapan air.

Selain itu, fungsi situ (danau) di Jakarta telah berubah menjadi perumahan komersiil dan juga hutan mangrove yang telah berubah menjadi lahan-lahan komersiil seperti tambak udang, pabrik-pabrik, dsb. (sumber: astacala.org)

Terlepas dari itu, jika kita perhatikan penduduk di Jakarta sangatlah banyak, hal ini berdampak pada semakin banyaknya rumah dan padatnya pemukiman warga. Penduduk yang banyak juga menimbulkan meningkatnya jumlah sampah di Jakarta. Kita akan menemukan sampah dimana-mana, bahkan di kali/sungai pun terdapat banyak sampah.

Kesadaran masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya atau mendaur ulang sampah sangatlah kurang. Hal ini menyebabkan tersumbatnya saluran air dan terjadilah banjir.

Mm.. sekarang teman-teman sudah tahu banyak tentang banjir oleh karena itu, ayooo dari sekarang kita hindari hal-hal yang bisa menyebabkan banjir!!(tr)

PUISI JAKARTA

KOTA KU

Jakarta…
Kota yang tak pernah lepas dari kebisingan
Jalannya seakan terlalu sempit untuk dilalui
Kendaraan yang tidak berniat untuk parkir terpaksa harus parkir
Bangunannya yang tertata indah selalu diselimuti asap
Debu bertebaran dimana-mana layaknya oksigen yang kita hirup
Baju-baju tak pernah lepas dari keringat
Hujan selalu dinanti, namun tidak juga jika terlalu besar
Terkadang hujan membuat was-was bagi mereka yang biasa merasakannya
Jarum jam terus bergulir menanti hal ini berakhir

Argh , kotaku..
Jujur ku tak menyukai hal ini
Setiap hari ku pulang terlambat
Ingin rasanya ku berpaling darimu
Tapi disini engkau menyediakan segalanya
Hingga tak kuasa ku pergi…

This slideshow requires JavaScript.

Kisah Pertemanan

Pertemanan yang bermula saat pertama masuk kuliah. Hari pertama, sampai di kampus aku belum tahu dimana letak kelas ku. Aku hanya duduk di pelataran kali kecil di depan gerbang sambil menanti teman baru yang aku kenal melalui Yulia (teman saat SMK), teman baru ku itu bernama Filza asalnya dari Pekanbaru dan mengkost di Depok.

Beberapa minggu menjelang hari pertama kuliah aku meminta teman baru kepadanya, aku hanya takut nanti di kampus hanya diam karena belum mengenal siapa-siapa. Kebetulan sekali Yulia punya teman saat PPSPPT tapi jadwal masuk mereka berbeda. Filza hari Senin sama seperti ku sedangkan Yulia hari Selasa, oleh sebab itu dia memberikan nomor Filza kepadaku.

Aku mulai berkomunikasi dengan Filza melalui sms sampai saat ini pun masih tetap bersmsan. Ya sudah akhirnya kami janji bertemu di depan gerbang.

Kebetulan aku sampai lebih dulu dari Filza. Aku duduk di pelataran itu sambil bersmsan dengan Filza menanyakan ciri-ciri dia (ya karena saat itu kami belum pernah bertemu). Di sela ku menunggu tiba-tiba datang seorang cewe memakai kacamata dan bertanya padaku dimana ruang D018. Wah kebetulan sekali dia satu kelas dengan ku. Langsung aku menjawabnya “wah kita sama kelasnya, nanti bareng aja tapi nunggu teman aku dulu ya..” dia tersenyum dan aku langsung menyodorkan tangan mengajak berkenalan “namanya siapa? Aku Tari”. “Aku Mira” jawabnya. Sepertinya daritadi aku mendengar logat suaranya berbeda..

Tidak lama kemudian Filza datang dan kami langsung mencari kelas. Karena aku ada Mira yang kelasnya sama dan Filza sendiri, jadi kami memutuskan membantu mencari kelas Filza dahulu. Setelah sampai di depan kelas Filza, aku dan Mira segera bergegas mencari kelas kami sendiri. Aku rasa itu terakhir aku bertemu Filza sampai dua bulan ke depannya karena kami tidak pernah bertemu lagi.

Berjalan mencari kelas bersama Mira, cukup banyak hal-hal yang kita bicarakan. Diantaranya aku tahu kalau dia asal Medan dan disini mengkost sendirian sejak PPSPPT fakultas dan saat lebaran pun dia tidak pulang ke Medan. Wah, aku cukup bangga padanya. Oya, satu lagi yang saat itu aku tahu, yaitu dia masuk universitas ini karena suatu ketidak sengajaan alias iseng-iseng hoho*

Sudah sampai di depan kelas,kami tidak langsung masuk ke dalam kelas tapi duduk-duduk dulu di teras kelas. Tak lama kami berbincang-bincang datanglah seorang cwe yang cukup gemuk bernama Laisa dan bertanya letak kelasnya kepada aku dan Mira dan kami langsung memberitahunya. Dia pun tidak langsung ke kelasnya tapi mengobrol dulu bersama kami dan sempat bertukar nomor handphone. Tapi sampai sekarang aku belum pernah berkomunikas dengannya.

Setelah Laisa pergi, tidak lama kemudian datang lagi seorang cwe berambut panjang menghampiri kami. Kami langsung berkenalan dengannya, cwe itu bernama Dian dan ternyata dia satu kelas dengan aku dan Mira. Melihat keakraban aku dan Mira, Dian mengira aku dan Mira sudah kenal lama padahal baru setengah jam yang lalu. Dian adalah orang yang agak pendiam sehingga dia tidak banyak bicara.

Dosen sudah datang, kami bertiga masuk ke kelas. Duduk di barisan kedua di dekat pintu. Aku masih ingat saat itu baris kedua itu ada Dian, aku, Mira, Ade Tari, dan Desi. Wah, ada dua Tari di kelas ini, sama-sama memakai jilbab juga. Baru pertama ada yang namanya sama di kelas.

Mata kuliah pertama adalah Bahasa Inggris. Hmm, dosennya mirip Afgan hoho jadi semangat aku (dan mungkin banyak teman di kelas juga seperti itu). Baru masuk kami langsung disuruh membuat kelompok, 1 klompok terdiri dari 5 orang. Pas sekali satu baris tempat duduk ku menjadi satu kelompok. Dan kami menjadi kelompok 1 dengan tugas presentasi tentang “Simple Present tense”.

Hari Senin itu, di kelas lebih banyak digunakan untuk berkenalan. Setidaknya satu baris di depan ku dan di belakang ku aku sudah kenal. Baris depanku ada Citra, Indri, Zulfa, Karlina, dan Kiki. Sedangkan di belakang ku ada Rina, Tina, Lili, Aqilah, dan Rani. Horeee aku mengenal mereka.. tapi aku sering menukar nama mereka hehe :p

Pada jam makan siang kami makan di arung mie ayam di dekat rel. Hampir 10orang makan disitu. Sayangnya warung itu kini sudah tidak ada huhu.. kembali di kelas, aku dan Mira semakin dekat dan akrab. Ternyata Mira pun tipe orang yang supel dan lucu sehingga langsung exist di kelas dengan sebutan ‘batak’nya. Pulang dari kampus aku sendirian karena belum punya teman yang searah. Sedikit bocoran, pas sampai di stasiun ada seorang cwe menegur ku seakan dia sudah mengenal ku sebelumnya tapi aku sama sekali tidak tahu siapa dia.. OMG payah sekali aku ini..

Hari kedua, ketiga sampai seminggu ke depan hari-hari ku dikampus agak sama. Berkenalan dengan teman-teman di kelas, mengobrol dengan Mira, Dian dan beberapa teman, dan yang sangat memalukan adalah aku sering salah menyebut nama orang. Waww, aku masih ingat saat itu aku memanggil Fungky dengan nama Erika di depan banyak teman (malunya diriku…) Hari Sabtu adaah hari pertama aku belajar kelompok dengan teman-teman baru di kost Mira di Jalan Kapuk tepat disebrang kampus. Darisitu aku mulai sangat dekat dengan Mira, Dian dan Ade Tari. Aku jadi ingat saat teman-teman bertanya pada Mira aku dan Mira kenal dimana, pasti Mira menjawab “kenal di got” hahaha 😀 dasar…

 

bersambung…
lihat lanjutannya di kisah pertemanan 2

This slideshow requires JavaScript.

Kisah Pertemanan 2

Satu minggu, dua minggu, tiga minggu kami semua semakin akrab layaknya sudah mengenal lama. Setiap makan siangn kami makan di kost Mira, kami juga punya warung nasi langganan lho di dekat kost Mira dan setiap makan aku cukupmengeluarkan kocek 3.500 hohoho murah kan ?? itulah alasan mengapa kami selalu datang ke warung itu. Sesekali juga kami makan di tenda biru UI ya menu favorit adalah nasi goreng..

Hampir sebulan kuliah kami merasa penat dan berencana untuk pergi jalan-jalan. Tujuan awal kami ke Kota Tua, tapi karena saat itu matahari sangat terik jadi kami males panas ya sudah tujuan kita beralih ke Kebun Raya Bogor. Akhirnya kami ke Bogor menggunakan kereta Bogor Express tapi dengan tiket ekonomi. Haha dasar mahasiswa bandel.. sempat deg-degan karena takut ada pemeriksaan karcis tapi kami aman kok. Itu semua ide jail dari Lingga (pacarnya Indri). Kalau ga ada dia kami ga pernah berpikiran untuk nekat seperti itu. Thanks Lingga..

disana sempat ada sedikit konflik yang membuat liburan kami agak terganggu. Hmm, sepele sih sebenarnya tapi ya kami harus selesaikan. Oke, walaupun suasananya sedikit berbeda kami mencoba tetap menikmatinya. Kegembiraan kami pun kami abadikan dalam foto-foto. Sempt juga foto bersama turis asing disana. Sudah merasa lelah kami pun pulang dengan kereta.

Haha senang juga hari ini dan cukup banyak hal unik yang kami lakukan. Sekarang waktunya istirahat untuk bersiap kuliah esok hari.

Disetiap pertemanan itu memang tidak selalu berjalan dengan mulus. Terkadang ada saja masalah yang mengganngu. Beda prinsip, beda pemikiran, beda sifat, dan beda pengertian memang sering menjadi masalah. Hal-hal tersebut masih dapat dibilang wajar karena Tuhan melahirkan kita dengan segala perbedaan. Kondisi yang labil pun dapat menjadi suatu masalah (biasa remaja..) semakin kuat suatu pertemanan menghadapi semua masalah maka semakin bertahan lamalah pertemanan tersebut.

Kecocokan satu sama lain pun tidak selalu sama setiap waktu. Hari merasa cocok bisa jadi besok merasa ada hal yang kurang cocok. Wajarlah karena kami sama-sama baru kenal satu sama lain. Aku pun menyadari manusia itu tidak sempurna,mempunyai kekurangan dan kelebihan masing-masing. Ada sifat yang aku suka namun ada pula yang tidak disuka,tidak hanya aku mungkin semuanya juga merasa seperti itu. Tapi, sikap saling pengertian dan saling menghargai lah yang menjadi kunci dari semua masalah tersebut. Ingat, kita sudah dewasa bukan lagi anak-anak yang biasanya hanya mengandalkan egonya.

Saat kumpul bersama biasanya kami bercanda, mengobrol, ngrumpiin orang (genk ganjen kelas sebelah yang biasanya kami bicarakan) haha, dan juga sharing atas masalah masing-masing, keluh kesah selama kuliah dan sebagainya, dan kami pun tidak segan-segan untuk menasihati satu sama lain. Kamar kost mira menjadi basecamp kami. Mira harus sangat sabar jika kami main ke kamarnya dan mengacak-acak barang-barangnya hohoho…

Tapi akhir-akhir ini yang biasa makan siang dan tidur-tidur di kamar Mira sudah berkurang, tidak seperti dulu yang sekitar 11 orang tidur di kamar yang kecil, jadi terlihat sepeerti ikan pepes hoho.. sekarang hanya 5-7 orang yang bertahan. Humm, jadi kangen dengan suasana yang dulu….

Untuk kisah 2 bulan terakhir ini cukup sampai disini, nantikan kisah “pertemanan 3” yaa…
Terima kasih telah bersedia membacanya لستري

This slideshow requires JavaScript.